Menteri Pembangunan Internasional, Hajid Sarjan, mengatakan bahwa Kanada akan memberikan lebih dari $157 juta dana untuk sektor lain, termasuk isu pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Menteri Hajib Sarjan juga merupakan pejabat Badan Pengembangan Ekonomi Pasifik Kanada. Itu dikonfirmasi setelah perjalanan ke Bangladesh dan Qatar.
Selama perjalanan ini, isu-isu terkait perubahan iklim, ketahanan pangan, lingkungan hijau dan pembangunan inklusif; performa ekonomi; Selain melakukan diskusi yang berfokus pada peningkatan kesehatan dan kesetaraan gender, beliau juga menghadiri 5th United Nations Conference on Least Developed Countries (LDC5) yang diadakan di Doha, Qatar, dan menekankan pentingnya kerja sama inklusif untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Dari dana yang akan didukung Kanada, $98,6 juta akan disalurkan ke hak asasi manusia kesehatan seksual dan reproduksi Bangladesh. tahan cuaca; pelatihan dan pekerjaan; Dia mengatakan akan mendukung program yang akan meningkatkan akses pendidikan bagi kaum muda serta layanan kemanusiaan dan kesehatan bagi para pengungsi. Sisa $59 juta akan digunakan untuk nutrisi dan program pembangunan berkelanjutan untuk mengurangi angka kematian anak dan memerangi perubahan iklim, diumumkan pada Konferensi PBB tentang Negara-Negara Terbelakang (LDC5).
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, mereka juga membahas komitmen Kanada untuk kawasan Indo-Pasifik dan kemitraan pembangunan jangka panjang yang sukses antara kedua negara.
Di antara diskusi tersebut, mereka membahas situasi terkait krisis pengungsi Rohingya dan situasi di Myanmar, termasuk tanggapan Kanada terhadap invasi Rusia ke Ukraina, katanya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pada konferensi pers reguler 7 Maret lalu bahwa Amerika Serikat akan memberikan hampir $26 juta sebagai dukungan tambahan bagi para pengungsi Rohingya yang berlindung di Bangladesh dan negara-negara kawasan lainnya.
Bantuan ini akan digunakan untuk pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri dari Myanmar dan berada di negara-negara kawasan termasuk Bangladesh dan negara-negara yang telah menerima mereka, ujarnya.
Tanggal 5 Maret lalu, kebakaran kamp pengungsi Balukkhali menghancurkan lebih dari 2.000 rumah, dan puluhan ribu pengungsi Rohingya saat ini membutuhkan bantuan darurat.
Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) menyatakan simpati dan solidaritas terdalamnya kepada keluarga Rohingya yang terkena dampak kebakaran. UNHCR mitra internasional, Diumumkan pada 6 Maret bahwa mereka akan berkoordinasi dengan organisasi Rohingya setempat untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena dampak.
Kamp pengungsi Rohingya Balukkhali memiliki lebih dari 7.000 rumah dan lebih dari 30.000 orang.